Sabtu, 14 April 2012

analisis bahasa di toraja

BAB I
                                PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang masalah
Bahasa senantiasa mengalami perkembangan. Demikian pula bahasa-bahasa yang terdapat pada daerah Sulawesi-Selatan, juga mengalami perkembangan. Baik bahasa Bugis, Makassar Dan Toraja.Bahasa –bahasa tersebut digunakan di beberapa daerah itu memiliki perbedaan baik dalam segi leksikal, fonologi, morfologi, maupun semantik. Adanya perbedaan-perbedaan itu dipengaruhi oleh; (1) keadaan alam, misalnya mempengaruhi ruang gerak penduduk setempat, baik mempermudah maupun mengurangi penduduk berkomunikasi dengan dunia luar, (2) adanya batas-batas politik yang menjadi jembatan terjadinya pertukaran budaya, yang menjadi salah satu sarana terjadinya pertukaran bahasa, (3) adanya keunggulan dan hubungan bahasa-bahasa yang terbawa ketika terjadi perpindahan penduduk, penyebaran atau bahasa yang bertetangga, sehingga masuklah anasir-anasir kosakata, struktur, dan cara pengucapan atau lafal. (Guiraud dalam Ayatrohaedi. 1983:6).
Sehubungan penelitian tentang dialektologi, maka kelompok kami meneliti empat dialek yang terdapat di Daerah masing-masing kabupaten, yaitu Kabupaten Luwu (mewakili bahasa Luwu Tae , Toraja (mewakili bahasa toraja   Dan Enrekang(mewakili bahasa maspul).
Daerah penelitian pertama Luwu. Luwu merupakan salah satu daerah yang ada di Sulawesi-selatan yang memiliki lebih dari 12 anak suku bahasa / dialek, salah satunya dialek ta’e.  Dialek ta’e yang diamati berasal dari kecamatan Lamasi, kabupaten luwu. Adapun masyarakatnya majemuk, terdiri dari bahasa ta’e, bugis, toraja dan jawa. Mata pencaharian masyarakatnya bervariasi yakni sebagai pedagang, petani dan nelayan, namun yang mendominasi yaitu sebagai petani. Sedangkan dari segi kependidikan, masyarakat Lamasi sudah tergolong maju dalam hal pendidikan . Ini terbukti dari sebagian masyarakat Lamasi yang memiliki pendidikan tinggi.
Daerah penelitian kedua yaitu Toraja. Toraja terletak di daerah pegunungan bagian utara provinsi Sulawesi Selatan.Daerah yang terbilang memiliki suhu dingin ini masih sangat kental dengan kebudayaanya. Misalnya saja upacara-upacara adat yang menjadi kewajiban masyarakat Toraja untuk dilaksanakan yakni rambu Solo’ dan rambu Tuka’. Masyarakat Toraja memilki mata pencaharian bertani, berdagang dan beternak, tingkat pendidikan masyarakat Toraja dapat dikatakan kategorikan sedang, karena masyarakt Toraja masih memegang erat nilai-nilai kebudayaan dari nenek moyang sehingga tidak begitu memperdulikan pendidikan.
Daerah penelitian ketiga Enrekang. Dilihat dari letaknya geografisnya, Enrekang tidak jauh berbeda jauh dengan Toraja karena terletak di daerah pegunungan bagian Utara Sulawesi Selatan, namun yang membedakan sebagian besar masyarakat Enrekang bermukim di daerah pegunungan. Mata pencaharian masyarakat Enrekang hampir sama pula dengan masyarakat Toraja yaitu berkebun, bertani dan berternak.
Dari ketiga daerah penelitian yang kami lakukan, terdapat banyak perbedaan antara dialek yang satu dengan dialek yang lain. Perbedaan itulah yang akan kami jabarkan di makalah ini.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana status kebahasaan atas dialek yang diteliti ?
a.       DP 1 = Luwu
b.      DP 2 = Toraja
c.       DP 3 = Enrekang
d.      DP 4 = Luwu Timur-Pamona
2.      Bagaimana pola perubahan bunyi antar dialek yang diteliti  ?
C.     Tujuan
Tujuan ahli bahasa adalah untuk mempelajari selengkap mungkin tentang segala sesuatu yang sistematis dalam pemakaian bahasa (Uhlenbeck, 1982:15). Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1.      Mengetahui Bagaimana status kebahasaan atas dialek yang diteliti ?
a.       DP 1 = Luwu
b.      DP 2 = Toraja
c.       DP 3 = Enrekang
d.      DP 4 = Luwu Timur-Pamona

2.      Mengetahui Bagaimana pola perubahan bunyi antar dialek yang diteliti  



BAB II
T E O R I
1.      Pembeda dan penentu dialek
dalam bahasa indo-eropa, Meillet (1967 : 74 )  mencatat dialek tidak dapat ditentukan secaca pasti kecuali di tetapkan berdasarkan system fonetis-fonologis, morfologis, sintaksis dan leksikal. Sejalan dengan hal itu, Guiraud (1970  dalam Ayatrohaedi 1978 : 3-5) menyatakan bahwa ada lima macam cirri pembeda dialek.
1.      Perbedaan fonetik  (Guiraud, 1970 :12 ). Polimorfemis (seguy, 1973 :6)
2.      Perbedaan semantic
3.      Perbedaan on omasiologis yang menunjukkan nama yang berbeda berdasarkan suatu konsep yang diberikan dibeberapa tempat yang berbeda (Guiraud, 1970 : 16 )
4.      Perbedaan semasiologis yang merupakan kebalikan dari onomasiologis, yaitu pemberian nama yang sama untuk beberapa konsep yang berbeda (Guiraud, 1970 : 17-18 )
5.      Perbedaan morfologis yang dibatasi oleh adanya system tata bahasa yang bersangkutan  oleh frekuensi morfem-morfem yang berbeda leh kegunaannyayang berkerabat, oleh wujud fonetisnya, oleh daya rasanya dan oleh sejumlah factor lainnya (Guiraud, 1970 )
2.      Perangkat analisis dialek
1.      Isogloss, Heteroglos atau Watas Kata
Para ahli dialegtologi  cenderung melakukan pemilihan bahasa berdasarkan barkas isologos, isologos adalah sebuah garis imajinier  yang diterakan diatas sebuah peta bahasa untuk menyatukan titik-titik pengamatan yang menggunakan gejala kebahasaan yang serupa, berian yang sama atau berasal dari etymon yang sama didalam pemetaan. Isologos  digunakan untuk mrenganalisis distribusi  gejala kebahasaan. Istilah tersebut pertama kali digunakan oleh Masica ( 1976 dalam Lauder 2001 : 7)
2.      Untuk dapat menentukan apakah sejumlah anasir termasuk bahasa atau dialek ataukah subdialek perlu dilakukan penghitungan atas kemunculan aspek kebahasaan . Seguy melontarkan gagasan dialektometri. Cara itu sampai sekarang masih dianggap mampu malakukan pemilahan bahasa secara objektif untuk memperoleh gambaran yang utuh mengenai situasi kebahasaan, seharusnya diadakan penelitian pada semua tataran linguistic. Rumus yang diajukan Seguy (1971 dalam Lauder 2001 :8) yaitu :
(sx100) = d %
                          N

S = jumlah beda dengan titik pengamatan lain
N = jumlah peta yang diperbandingkan
D= Jarak kosa kata dalam %

Dengan memperhitungkan jumlah beda pemakaian kosa kata di satu daerah pengamatan lainnya yang dikalikan 100 lalu dibagi dengan jumlah nyata banyaknya peta yang dibandingkan diperoleh persentase jarak kosa kata diantara kedua titik pengamatan itu. Jika penghitungan menghasilkan persentase :
·         Dibawah 20 % dianggap tidak ada perbedaaan
·         Antara 20 %-30 % dianggap ada perbedaaan bicara
·         Antara 31 % - 50 % dianggap ada perbedan subdialek
·         Antara 51 %-80% dianggap ada perbedaan dialek
·         Diatas 80 % dianggap sudah mewakili dua bahasa yang berbeda ( Guiter 1973 dalam Luder 2001: 9)










BAB III
METODE PENELITIAN
Penyediaan data dilakukan dengan menggunakan metode pupuan lapangan (Ayatrohaedi, 1979:34). Untuk mendapatkan data yang akurat, digunakan juga metode simak, dengan teknik catat, teknik rekam, teknik pemancingan, dan teknik sadap. Teknik catat digunakan untuk mencatat jawaban informan.  Teknik rekam digunakan untuk pengecekan ulang jika terdapat kekurangjelasan (Sudaryanto. 1993:17); Mahsun (1995:94).  Teknik pemancingan dilakukan bila data tidak muncul (kurang lengkap). Teknik sadap digunakan untuk mencocokkan jawaban atau keterangan informan dengan pemakaian sehari-hari. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa penjaringan data dilakukan dengan metode observasi-partisipatif. Penerapan metode ini menyertakan teknik libat cakap maupun bebas libat cakap (Sudaryanto, 1993:133-134).
Dalam metode penelitian ini, diuraikan (1) populasi, (2) sampel, (3) titik pengamatan (4) informan, (5) alat penelitian dan (6) prosedur penelitian.
1.      Populasi
Objek yang menjadi data penelitian ini adalah empat tuturan bahasa (Luwu’-Tae’, Toraja, Luwu Timur-Pamona dan Enrekang) yang dipakai oleh penutur dan penduduk asli atau sekurang-kurangnya setelah tinggal di kabupaten masing-masing selama sepuluh tahun. Karena itu, populasi penelitian ini adalah semua tuturan bahasa denga haspek-aspeknya di wilayah kabupaten Luwu,Luwu Timur, Toraja dan Enrekang.
2.      Sampel
Sehubungan dengan populasi di atas, sampel yang dipilih adalah tuturan bahasa Luwu,Toraja,Luwu Timur-Pamona dan Enrekang. Adapun daftar pertanyaan berkaitan dengan pemakaian bahasa di kabupaten masing-masing daerah.
3.      Daerah Pengamatan (DP)
Titik pengamatan ditentukan dengan criteria yang dikemukakan oleh Nothofer (1981: 5), yaitu secara kualitatis dan kuantitatif.
a.       Kualitatif :
·         Mobilitas penduduk tergolong rendah (untuk sampel desa) dan tidak terlalu tinggi (untuk sampel kota)
·         Jumlah penduduk maksimal 6000 jiwa
·         Usia desa paling rendah 30 tahun.
b.      Kuantitatif :
Penentuan dilakukan dengan melihat ukuran jarak antara daerah pengamatan (Dp), yaitu + 20 km, jika isolek yang digunakan bersifat heterogen ukuran jarak tidak menjadi masalah.

Berkaitan dengan daerah pengamatan maka lokasi penelitian yang dipilih adalah :
·         Bahasa Luwu’-Tae’
Daerah penelitian yaitu desa Padangkalua, kec.Lamasi, Kab.Luwu
·         Bahasa Toraja
Daerah penelitian yaitu desa Tandung La’bo’, kec.Sanggalangi’,kab.Toraja Utara
·         Bahasa Luwu Timur-Pamona
Daerah penelitian yaitu desa Tadulako, kec.Tomoni,kab.Luwu Timur
·         Bahasa Enrekang-Maspul
Daerah penelitian yaitu desa Pundi Lemo, kec.Cendana, kab. Enrekang Selatan

4.      Informan
Informan informan dipilih dengan kriteria :
1.      Laki-laki atau perempuan
2.      Berusia ±30 thn-60 thn
3.      Lahir dan besar di desa setempat
4.      Mobilitasnya tidak terlalu tinggi dan rendah
5.      Dapat berbahasa daerahnya masing-masing
6.      Sehat rohani dan jasmani
7.      Dapat berbahasa Indonesia

5.      Alat penelitian
Alat penelitian ini berupa daftar pertanyaan kebahasaan yang ditunjukkan kepada informan untuk menjaring data kebahasaan. Daftar pertanyaan kebahasaan yang diajukan kepada informan didasarkan pada daftar 200 kata Swadesh.
6.      Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan prosedur dalam penelitian dialek sebagaimana dikemukakan Fernandes (1993: 38-39) yaitu
·         Menentukan daerah pemakaian bahasa daerah masing-masing yang akan diteliti
·         Mempersiapkan instrument yang berupa daftar pertanyaan
·         Mengurus perijinan
·         Menyiapkan peta lokasi penelitian yang akan dikunjungi
·         Survei awal ke lokasi sebelum kunjungan resmi dilakukan
·         Menyiapkan peta dasar yang memuat titik pengamatan dan desa yang didatangi
·         Pelaksanaan penelitian lapangan
·         Menata data hasil catatan dan rekaman dalam bentuk transkripsi
·         Menganalisis data sesuai dengan tujuan penelitian
·         Menyajikan hasil analisis data



BAB IV
PEMBAHASAN

A.    Tabel Instrumen Daftar Kosakata  Berdasarkan Daerah Pengamatan
DP 1    :    Luwu (Tae’)

DP 2   :     Toraja

DP 3     :    Enrekang (Maspul)





KOSA KATA INSTRUMEN PENELITIAN DIALEKTOLOGI


No.
Anggota Tubuh
Luwu-Tae’
(DP 1)
Toraja
(DP 2 )
Enrekang- Maspul
( DP 3 )
BL / BF / Ǿ


1.
Badan,tubuh
KalƐ
kalƐ
kalƐ
Ø

2
Kepala
Ulu
Ulu
Ulu
Ø

3.
Tengkorak
TƐȠkora’
Kararo ulu
TaȠkora?
BF

4.
Otak
Ota’
Otak
otaȠ
BF

5.
Rambut
Biluak
Bɛluak
biluaȠ
BF

6.
Muka,Wajah
Rupa, Lindo
Rupa, Lindo
Tap:a
BF

7.
Dahi
kidƐ
KidƐ
kidԐ
BF

8.
Mata
Mata
Mata
mata
Ø

9.
Biji mata, manik mata
Batu mata
Goli? mata
IsԐ mata
BL

10.
Kening, alis mata
Kan:iȠ
Tondon mata
kan:
BF

11.
Bulu mata
Bulu mata
Bulu mata
Bulu mata
BF

12.
Air mata
Uai mata
Uai mata
Uai mata
Ø

13.
Pelipis
Pili?
Pili?
Pili?
Ø

14.
Hidung
Il:
Il:oȠ
puduȠ
BF

15.
Pipi
Popo
Popo
Popo
Ø

16.
Tulang pipi, pasu-pasu
Buku pidi
PosoȠ
Buku popo
BL

17.
Mulut
sadaȠ
SadaȠ
ȠaȠga
BF

18.
Bibir
Puduk
Puduk
Timu
BF

19.
Lidah
Lila
Lila
Lila
Ø

20.
Gigi
Isi
Isi
Isi
Ø

21.
Dagu
ArƐ
ArƐ
SadaȠ
BF

22.
Telinga
TaliȠa
TaliȠa
TaliȠa
Ø

23.
Leher
Kol:
Baroko
Kol:
BF

24.
Kerongkongan
Gora-gora
Gor:a?
Goro-goro
BF

25.
Bahu
PalƐmpƐȠ
PalƐmpƐȠ
PalԐp:ԐȠ
Ø

27.
Tangan
Lima
Lima
Sik:un
BF

28.
Tapak tangan
Pala? lima
Pala? Lima
Lima
BF

29.
Jenkal
Jak:a
DaȠkan
Pala? lima
BL

30.
Jari
RaȠka?
Rak:a?
Jak:an
BF

31.
Ibu jari
Indo?  lima
Indo? Rak:a?
Indo lima
BF

32.
Jari kelingking
RaȠka? lima
Anak rak:a?
AnaȠ  lima
BL

33.
Kuku jari
Kanuku
Kanuku rak:a?
kanuku
BF

34.
Punggung, belakang
Boko?
Sok:oȠ, boko?
Boko?
Ø

35.
Dada
BaraȠkaȠ
BaraȠkaȠ
Barak:
BF

36.
Susu, buah dada
Susu
Susu
Susu
Ø

37.
Perut
Tambuk
Kos:o?
Ba?tang
BL

38.
Kaki
Lat:e?
LƐt:Ɛ?
AjԐ
BF

39.
Paha
Pupu
Pupu
Ipan
BF

40.
Betis
Bi?ti?
Bi?ti?
Bi?ti
BF

41.
Lutut
Guntu?
Guntu?
Gut:u?
BF

42.
Tapak kaki
Pala’ let:Ԑ?
Pala? LƐt:Ɛ?
Pala?lima
BF

43.
Tumit
Kambut:u?
Kambutu?
Kambutu?
Ø

44.
Jari kaki
RaȠka? Lat:Ɛ?
Rak:a? LƐt:Ɛ?
Kariki ajԐ
BF

45.
Bulu (badan)
Bulu
Bulu
Bulu kalԐ
BF

46.
Kulit
Kuli?
Kuli?
Kuli?
Ø

47.
Jaringan (daging)
Juku?
Duku?
IsԐ?
BF

48.
Lemak
Lop:o
Lompo
Lop:o
BF

49.
Tulang
buku
Buku
Buku
BF

50.
Darah
Rara
Rara
Lomba
BF

51.
Pantat, bokong
Pol:o?
PaloȠko?
Pol:o?
BF

52.
Dubur, pelepasan anus
KalonjiȠ
Pol:o?
Por:
BF

53.
Air kencing
TƐmƐ
TƐnƐ
CԐmԐ
BF

54.
Tahi
Tai
Tai
Tai
Ø

55.
Kemaluan laki-laki
Laso
Laso
Laso
Ø

56.
Kemaluan perempuan
TƐlƐk
TƐlƐk
TԐlԐk
Ø

57.
Bekas luka
BaȠkƐ
BaȠkƐ
KambaȠ
BF

58.
Bisul
BundaȠan
BundaȠ
BundaȠ
BF

59.
Keringat
RƐkan
Ma?pu?
Pusa?
BL




Hubungan Kemasyarakatan

60.
Orang
Tau
Tau
Tau
Ø

61.
Laki-laki
MuanƐ
TomuanƐ
MuanԐ
Ø

62.
Perempuan
BainƐ
TobainƐ
BainԐ
Ø

63.
Suami
MuanƐ
MuanƐ
MuanԐ
Ø

64.
Istri
BainƐ
BainƐ
BainԐ
Ø

65.
Bapak,ayah
AmbƐ?
AmbƐ?
AmbԐ?
Ø

66.
Ibu
Indo?
Indo?
Indo?
Ø

67.
Anak
Anak
Anak
AnaȠ
BF

68.
Anak sulung
Anak sulung
Anak pa?buȠa?
AnaȠ pabuȠa?
BL

69.
Anak bungsu
Anak taliku
Anak tampak
Anang cappang
BL

70.
Nenek perempuan
NƐnƐ?  BainƐ
NƐnƐ? bainƐ
NԐnԐ?
BF

71.
Nenek laki-laki, kakek
NƐnƐ? muanƐ
Wa?
NԐnԐ?
BF

72.
Saudara
RƐndƐn
Siulu?
Sas:uran
BL

73.
Kakak laki-laki
RƐndƐn MuanƐ
Kaka muanƐ
Sas:uran muanԐ
BL

74.
Kakak perempuan
RƐndƐn bainƐ
Kaka bainƐ
Sas:uran bainԐ
BL

75.
Adik laki-laki
Adi MuanƐ
Adi muan
Andi muanԐ
BF

76.
Adik perempuan
Adi BainƐ
Adi bainƐ
Andi bainԐ
BF

77.
Kawan, teman
Sola
Sola
Sola
Ø

KATA GANTI

78.
Aku, saya
Aku
Aku
Yaku
BF

79.
Engkau, kamu
Iko
Iko
Iko
Ø

80.
Dia, ia
Ia
Ia
Ia
Ø

81.
kalian
Komi
Kamu
Iko
BL

BINATANG

82.
Kerbau
TƐdoȠ
TƐdoȠ
TԐdoȠ
Ø

83.
Burung
Manuk-manuk
Manuk-manuk
Manuk-manuk
Ø

84.
Ayam
Manuk
Manuk
Manuk
Ø

85.
Sayap
Pani?
Pani?
PaniȠ
BF

86.
Telur (ayam)
Tal:o? manuk
Tal:o?
Tallo manuk
BF

87
Bulu (ayam)
Bulu Manuk
Bulu
Bulu manuk
BF

88
Kutu (kepala)
Kutu
LissƐ
Kutu ulu
BF

89
Kelelawar
Pa’niki
Paniki
Paniki
Ø

90
Ulat
Ul:i?
Ul:i?
Ol:i?
BF

91
Nyamuk
Kasisi?
Kasisi?
Kasissi
Ø

92
Lalat
Lali?
Kasisi? LauluȠ
Lali?
BF

93
Anai-anai
AnƐ-anƐ
AnƐ
AnԐ-anԐ
Ø

94
Lipan
Alipan
Sando
Al:ipan
BF

95
Kunang-kunang
Sili-silli
Sil:i-sil:i
LԐmbo?-lԐmbo?
BF

96
Laba-laba
Lawa-lawa
La:-la:
GaraȠgaȠ
BL

97
Cacing tanah
kalintiȠ
KalintiȠ
Kalindoro
BF

98
Ulat
Ul:i?
Ul:i?
Ol:i?
BF

99
Ikan
BƐtƐ
BalƐ
BalԐ
BF

100
Sisik
Sis:ik
Sis:ik
Sis:
BF

101
Ikan belut
lƐndoȠ
LƐndoȠ
LԐndoȠ
Ø

102
Katak
ToȠko?
Tok:o?
Tup:
BF

103
Kura-kura
Kura-kura
Kalapuan
Kalapua
BF

104
Buaya
Buaja
SaȠnƐnƐ?
Buaja
BF

105
Monyet
sƐba
Sɛba
CԐba
BF

106
Tikus
Balao
Balao
Balao
BF

107
Babi
Bai
Bai, bondƐ?
Bai
Ø

108
Anjing
Asu
Asu
Asu
Ø

TUMBUH-TUMBUHAN

109
Cabang
Tap:a?
TangkƐ
TakkԐ
BF

110
Kayu
Kaju
Kayu
Kaju
BF

111
Buah
Bua
Bua
Bua
Ø

112
Bunga
BuȠa
Ta?bi?
BuȠa
BF

113
Pisang
punti
Punti
Put:i
BF

114
Tempurung
BaȠa?
BaȠa?
KolaȠ
BF

115
Bambu
Pat:
Tal:aȠ?
Awo
BL

116
Tebu
Ta?bu
Ta?bu
Ta?bu
Ø

117
Kapok
Kau-kau/kapo?
Kau-kau
Kau-kau
Ø

118
Terung
katarruȠ
Katar:uȠ
Katar:
BF

119
Ubi kayu
Kasubi
Dua? Kayu
BittawԐ?
BL

120
Ubi jalar
Kandora
Dua? Tambai
Kandora?
BF

121
Rumput
RƐu
Riu
Robo?
BF

122
Pandan
Pandan
Pandan
Pandan
Ø

123
Padi
parƐ
ParƐ
Bo?bo
BF

124
Gabah
RƐsa?
RƐsa?
RԐsa?
Ø

125
Sekam (gabah)
awaȠ
Ta?pian
AwaȠ
BF

126
Beras
Bar:a?
Bar:a?
Bar:a?
Ø

127
Nasi
Bo?bo?
Ba?bo?
NandԐ
BF

128
Jagung
Dal:Ɛ
Dal:Ɛ
Dal:Ԑ
Ø

129
Matahari
Mata al:o
Mata al:o
Mata al:o
Ø

130
Bulan
Bulan
Bulan
Bulan
Ø

131
Bintang
Bint
BintoƐn
BintoԐȠ
Ø

132
Langit
LaȠi’
LaȠi?
Langi?
BF

133
Guntur
La?tƐ
Guntu?
Guttu
BF

134
Kilat
Bil:a?
Kila?
Kila?,bil:a?
BF

135
Hujan
Uran
Uran
Bosi,uran
Ø

136
Laut
Tasik
Tasik
Tasi
Ø

137
Pasir
Kas:i?
Kas:i?
Kas:i?
Ø

138
Lumpur
So?mak
Los:o?
LomboȠ
BL

139
Tanah
Litak
PadaȠ
Tanah
BF

140
Garam
Sia
Sia
Sia
Ø

141
Gula
Gol:a
Gol:a
Gol:a
Ø

142
Air
Uai
Uai
Uai
Ø

143
Mata air
Mata uai
KalimbuaȠ
Mata uai
BF

144
Gunung
buntu
Buntu
But:u
BF

145
Puncak
Punca:
Lolok buntu
Cop:
BL

146
Hutan
Kur:a
PaȠ:ala?
Kabo
BL

147
Batu
Batu
Batu
Batu
Ø

148
Bayang-bayang
Bajo-bajo
Bayo-bayo
Ajo-ajo,bajo-bajo
BF

149
Rumah
Banua
Banua
Bola,banua
Ø

150
lantai
Sali
Sali
KalԐ bola
BF

151
dinding
rindiȠ
RindiȠ
BidԐ
BF

152
pintu
Ba?ba

Ba?ba
Sal:i?
BF

153
kolong
Sul:uk
Sul:uk
Sul:
BF

154
perahu
lƐmbaȠ
LƐmbaȠ
Lopi
BF

155
Periuk/belanga
dandaȠ
Kurin tana
Kurin
BF

156
Parang
ParaȠ
La?bo?
La?bo
BF

157
sisir
Jak:a
Suru?
Jakka
BF

158
Benang
Ban:
Ban:aȠ
Ban:aȠ
Ø

159
Sarung
Sambu?
Sambu?, dodo
Dodo
BF

160
celana
Sul:ara?
SƐp:a
Calana
BL

161
bantal
Al:onan
Al:onan
Al:onan
Ø

162
Tikar
Ampa?
Ampa?,AlƐ
Tap:ԐrԐ
Ø

163
obat
Pajampi
pƐdampi
Pijap:i
BF

164
jalanan
Lalan
Lalan
Lalan
Ø

165
besar
Batoa
Kapua
Bat:oa
BF

166
kecil
Barin:i?
Bit:i?
Bic:u?
BL

167
baik
Mabal:o
Mɛlo
Mabal:o
BF

168
jahat
KadakƐsipa?
Masa?ga?
Bat:a?
BL

169
basah
marƐrƐ
MarandaȠ
BԐndԐn
BL

170
kering
maraȠkƐ
MaraȠkƐ
MarԐk:o
BF

171
lebar
Kalua’
Kalua?
Malua
BF

172
Sempit
Sip:i?
Si?pi?
Si?pi?
Ø

173
Kuat
MawataȠ
MawataȠ,makawa
MawataȠ,malԐkԐ
Ø

174
Jauh
mambƐla
MambƐla
MambԐla
Ø

175
Dekat
Kandap:i?
Mandap:i?
Mandap:i?
Ø

176
Baru
Ba?ru
Ba?ru
Ba?ru
Ø

177
Lama
Malusa
Masai
MԐ?ta
BL

178
Tua
Matus:Ԑk
Matua
Matua
BF

179
kurus
MadoȠkoȠ /madodoȠ
MadodoȠ
Madoko
BF

180
gemuk
Malop:o,
Malompo
Malop:o
BF

181
Panas (air)
Uai las:u
Uai kula?
Uai kula?
BF

182
Dingin (air)
Uai sak:Ɛ
Uai sak:a?
Uai cak:Ԑ
BF

183
tumpul
Makundu
Mapumpu
Makundu
BF

184
pendek
Kapod:i?
Kondi?
KapondiȠ
BF

185
panjang
Kalando
Kalando,malambƐ
KalandoȠ
BF

186
Busuk
Bosi
Bosi
Bubau
BF

187
Masam, asam
Macuk:a
MƐs:u?
Macuk:a
BF

189
Pahit
Mapai?
Mapai?
Mapai?
Ø

190
Manis
Macan:
Matan:iȠ
MacaniȠ
BF

191
Harum, wangi
mawaȠi
BusaruȠ:u?
BusaraȠga
BF

192
Sakit
Masaki
Masaki, makula
Masaki,marogo?
Ø

193
Haus
LawaraȠ
Ma?raȠ
MawaraȠ
BF

194
lapar
Lawari
TaȠdia?
Lop:Ԑ
BL

195
Kenyang
DƐa?
Dia?
Bara
BF

196
Lain (orang lain)
To sƐȠa?
SeȠa?
To laԐn
BF

197
Semua
iaȠasan:a
Mintu?
Ia manan
BL

198
Banyak
Buda
Buda
Buda
Ø

199
berat
Mabanda?
Magasa
Mabanda?
BF

200
Keras
Malia?
Makar:a?
Malia?,maka?do
BL

201

Lurus
Malambu?
malolo
maluru
BL

202

Bulat
malƐpoȠ
malƐpoȠ
Malebu
BF




































B. Analisis Dialek
Untuk dapat menentukan apakah sejumlah anasir termasuk bahasa atau dialek ataukah subdialek perlu dilakukan penghitungan atas kemunculan aspek kebahasaan . Seguy melontarkan gagasan dialektometri. Cara itu sampai sekarang masih dianggap mampu malakukan pemilahan bahasa secara objektif untuk memperoleh gambaran yang utuh mengenai situasi kebahasaan, seharusnya diadakan penelitian pada semua tataran linguistic. Rumus yang diajukan Seguy (1971 dalam Lauder 2001 :8) yaitu :
(sx100) = d %
    N

S = jumlah beda dengan titik pengamatan lain
N = jumlah peta yang diperbandingkan
D= Jarak kosa kata dalam %

Dengan memperhitungkan jumlah beda pemakaian kosa kata di satu daerah pengamatan lainnya yang dikalikan 100 lalu dibagi dengan jumlah nyata banyaknya peta yang dibandingkan diperoleh persentase jarak kosa kata diantara kedua titik pengamatan itu. Jika penghitungan menghasilkan persentase :
Akan tetapi dalam pelaksanaannya di Indonesia, lauder (2001:10) menyesuaikannya dengan kondisi kebahasaan di indinesia dengan memodifikasi persentase pemilihan bahasa tersebut menjadi:
Tidak berbeda≤30%;
Beda wicara31%-40%;
Beda subdialek 41%-50%;
Beda dialek 51%69%;
Beda bahasa≥70%.

Berdasarkan hasil dari table Instrumen Daftar Kosakata , dapat diperoleh data-data sebagai berikut :
BL : S   = 27
BF      = 107
Ø        = 66
N       = 200
Rumus yang diajukan Seguy (1971 dalam Lauder 2001 :8)
:
(sx100) = d %
                                             N




27 X 100     =   13, 5 %
                                     200


 

    

                                                                                                                             
Dari hasil rumus Seguy (1971 dalam Lauder 2001 : 8) diperoleh JUMLAH sebesar 13,5 %. Atau dengan kata lain bahwa bahasa TORAJA, TA’E, DAN MASPUL   masuk dalam kategori tidak berbeda ≤ 30 % dan tidak masuk dalam kategori beda wicara, sub dialek, dialek dan bahasa



Tidak ada komentar:

Posting Komentar