BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
masalah
Bahasa
senantiasa mengalami perkembangan. Demikian pula bahasa-bahasa yang terdapat
pada daerah Sulawesi-Selatan, juga mengalami perkembangan. Baik bahasa Bugis,
Makassar Dan Toraja.Bahasa –bahasa tersebut digunakan di beberapa daerah itu
memiliki perbedaan baik dalam segi leksikal, fonologi, morfologi, maupun
semantik. Adanya perbedaan-perbedaan itu dipengaruhi oleh; (1) keadaan alam,
misalnya mempengaruhi ruang gerak penduduk setempat, baik mempermudah maupun
mengurangi penduduk berkomunikasi dengan dunia luar, (2) adanya batas-batas
politik yang menjadi jembatan terjadinya pertukaran budaya, yang menjadi salah
satu sarana terjadinya pertukaran bahasa, (3) adanya keunggulan dan hubungan
bahasa-bahasa yang terbawa ketika terjadi perpindahan penduduk, penyebaran atau
bahasa yang bertetangga, sehingga masuklah anasir-anasir kosakata, struktur,
dan cara pengucapan atau lafal. (Guiraud dalam Ayatrohaedi. 1983:6).
Sehubungan penelitian tentang
dialektologi, maka kelompok
kami meneliti empat dialek yang terdapat di Daerah masing-masing kabupaten, yaitu Kabupaten Luwu (mewakili bahasa Luwu
Tae , Toraja
(mewakili bahasa toraja Dan Enrekang(mewakili bahasa maspul).
Daerah penelitian pertama Luwu. Luwu merupakan salah satu
daerah yang ada di Sulawesi-selatan yang memiliki lebih dari 12 anak suku
bahasa / dialek, salah satunya dialek ta’e.
Dialek ta’e yang diamati berasal dari kecamatan Lamasi, kabupaten luwu.
Adapun masyarakatnya majemuk, terdiri dari bahasa ta’e, bugis, toraja dan jawa.
Mata pencaharian masyarakatnya bervariasi yakni sebagai pedagang, petani dan
nelayan, namun yang mendominasi yaitu sebagai petani. Sedangkan dari segi
kependidikan, masyarakat Lamasi sudah tergolong maju dalam hal pendidikan . Ini
terbukti dari sebagian masyarakat Lamasi yang memiliki pendidikan tinggi.
Daerah penelitian kedua yaitu Toraja. Toraja terletak di
daerah pegunungan bagian utara provinsi Sulawesi Selatan.Daerah yang terbilang
memiliki suhu dingin ini masih sangat kental dengan kebudayaanya. Misalnya saja
upacara-upacara adat yang menjadi kewajiban masyarakat Toraja untuk
dilaksanakan yakni rambu Solo’ dan rambu Tuka’. Masyarakat Toraja memilki mata
pencaharian bertani, berdagang dan beternak, tingkat pendidikan masyarakat
Toraja dapat dikatakan kategorikan sedang, karena masyarakt Toraja masih
memegang erat nilai-nilai kebudayaan dari nenek moyang sehingga tidak begitu
memperdulikan pendidikan.
Daerah penelitian ketiga Enrekang. Dilihat dari letaknya geografisnya, Enrekang
tidak jauh berbeda jauh dengan Toraja karena terletak di daerah pegunungan
bagian Utara Sulawesi Selatan, namun yang membedakan sebagian besar masyarakat
Enrekang bermukim di daerah pegunungan. Mata pencaharian masyarakat Enrekang
hampir sama pula dengan masyarakat Toraja yaitu berkebun, bertani dan
berternak.
Dari ketiga daerah penelitian yang kami lakukan, terdapat banyak
perbedaan antara dialek yang satu dengan dialek yang lain. Perbedaan itulah
yang akan kami jabarkan di makalah ini.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana
status kebahasaan atas dialek yang diteliti ?
a.
DP
1 = Luwu
b.
DP
2 = Toraja
c.
DP
3 = Enrekang
d.
DP
4 = Luwu Timur-Pamona
2.
Bagaimana
pola perubahan bunyi antar dialek yang diteliti
?
C. Tujuan
Tujuan ahli bahasa adalah untuk mempelajari selengkap
mungkin tentang segala sesuatu yang sistematis dalam pemakaian bahasa
(Uhlenbeck, 1982:15). Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1.
Mengetahui Bagaimana status kebahasaan atas dialek yang diteliti ?
a.
DP
1 = Luwu
b.
DP
2 = Toraja
c.
DP
3 = Enrekang
d.
DP
4 = Luwu Timur-Pamona
2. Mengetahui
Bagaimana pola perubahan bunyi antar dialek yang diteliti
BAB II
T E O R I
1.
Pembeda
dan penentu dialek
dalam bahasa
indo-eropa, Meillet (1967 : 74 )
mencatat dialek tidak dapat ditentukan secaca pasti kecuali di tetapkan
berdasarkan system fonetis-fonologis, morfologis, sintaksis dan leksikal.
Sejalan dengan hal itu, Guiraud (1970
dalam Ayatrohaedi 1978 : 3-5) menyatakan bahwa ada lima macam cirri
pembeda dialek.
1. Perbedaan
fonetik (Guiraud, 1970 :12 ).
Polimorfemis (seguy, 1973 :6)
2. Perbedaan
semantic
3. Perbedaan
on omasiologis yang menunjukkan nama yang berbeda berdasarkan suatu konsep yang
diberikan dibeberapa tempat yang berbeda (Guiraud, 1970 : 16 )
4. Perbedaan
semasiologis yang merupakan kebalikan dari onomasiologis, yaitu pemberian nama
yang sama untuk beberapa konsep yang berbeda (Guiraud, 1970 : 17-18 )
5. Perbedaan
morfologis yang dibatasi oleh adanya system tata bahasa yang bersangkutan oleh frekuensi morfem-morfem yang berbeda leh
kegunaannyayang berkerabat, oleh wujud fonetisnya, oleh daya rasanya dan oleh
sejumlah factor lainnya (Guiraud, 1970 )
2. Perangkat
analisis dialek
1. Isogloss,
Heteroglos atau Watas Kata
Para ahli
dialegtologi cenderung melakukan
pemilihan bahasa berdasarkan barkas isologos, isologos adalah sebuah garis
imajinier yang diterakan diatas sebuah
peta bahasa untuk menyatukan titik-titik pengamatan yang menggunakan gejala
kebahasaan yang serupa, berian yang sama atau berasal dari etymon yang sama
didalam pemetaan. Isologos digunakan
untuk mrenganalisis distribusi gejala
kebahasaan. Istilah tersebut pertama kali digunakan oleh Masica ( 1976 dalam
Lauder 2001 : 7)
2.
Untuk dapat menentukan apakah sejumlah
anasir termasuk bahasa atau dialek ataukah subdialek perlu dilakukan
penghitungan atas kemunculan aspek kebahasaan . Seguy melontarkan gagasan
dialektometri. Cara itu sampai sekarang masih dianggap mampu malakukan
pemilahan bahasa secara objektif untuk memperoleh gambaran yang utuh mengenai
situasi kebahasaan, seharusnya diadakan penelitian pada semua tataran
linguistic. Rumus yang diajukan Seguy (1971 dalam Lauder 2001 :8) yaitu :
(sx100)
= d %
N
S = jumlah beda dengan titik pengamatan lain
N = jumlah peta yang diperbandingkan
D= Jarak kosa kata dalam %
Dengan memperhitungkan jumlah beda pemakaian kosa
kata di satu daerah pengamatan lainnya yang dikalikan 100 lalu dibagi dengan
jumlah nyata banyaknya peta yang dibandingkan diperoleh persentase jarak kosa
kata diantara kedua titik pengamatan itu. Jika penghitungan menghasilkan
persentase :
·
Dibawah 20 % dianggap tidak ada
perbedaaan
·
Antara 20 %-30 % dianggap ada perbedaaan
bicara
·
Antara 31 % - 50 % dianggap ada perbedan
subdialek
·
Antara 51 %-80% dianggap ada perbedaan
dialek
·
Diatas 80 % dianggap sudah mewakili dua
bahasa yang berbeda ( Guiter 1973 dalam Luder 2001: 9)
BAB III
METODE PENELITIAN
Penyediaan data dilakukan dengan
menggunakan metode pupuan lapangan (Ayatrohaedi, 1979:34). Untuk mendapatkan
data yang akurat, digunakan juga metode simak, dengan teknik catat, teknik
rekam, teknik pemancingan, dan teknik sadap. Teknik catat digunakan untuk
mencatat jawaban informan. Teknik rekam
digunakan untuk pengecekan ulang jika terdapat kekurangjelasan (Sudaryanto.
1993:17); Mahsun (1995:94). Teknik
pemancingan dilakukan bila data tidak muncul (kurang lengkap). Teknik sadap
digunakan untuk mencocokkan jawaban atau keterangan informan dengan pemakaian
sehari-hari. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa penjaringan data dilakukan
dengan metode observasi-partisipatif. Penerapan metode ini menyertakan teknik
libat cakap maupun bebas libat cakap (Sudaryanto, 1993:133-134).
Dalam metode penelitian ini, diuraikan
(1) populasi, (2) sampel, (3) titik pengamatan (4) informan, (5) alat
penelitian dan (6) prosedur penelitian.
1. Populasi
Objek yang menjadi data penelitian ini adalah empat
tuturan bahasa (Luwu’-Tae’, Toraja, Luwu Timur-Pamona dan Enrekang) yang
dipakai oleh penutur dan penduduk asli atau sekurang-kurangnya setelah tinggal
di kabupaten masing-masing selama sepuluh tahun. Karena itu, populasi
penelitian ini adalah semua tuturan bahasa denga haspek-aspeknya di wilayah
kabupaten Luwu,Luwu Timur, Toraja dan Enrekang.
2. Sampel
Sehubungan dengan populasi di atas, sampel yang
dipilih adalah tuturan bahasa Luwu,Toraja,Luwu Timur-Pamona dan Enrekang.
Adapun daftar pertanyaan berkaitan dengan pemakaian bahasa di kabupaten
masing-masing daerah.
3. Daerah
Pengamatan (DP)
Titik pengamatan ditentukan dengan criteria yang
dikemukakan oleh Nothofer (1981: 5), yaitu secara kualitatis dan kuantitatif.
a.
Kualitatif :
·
Mobilitas penduduk tergolong rendah
(untuk sampel desa) dan tidak terlalu tinggi (untuk sampel kota)
·
Jumlah penduduk maksimal 6000 jiwa
·
Usia desa paling rendah 30 tahun.
b.
Kuantitatif :
Penentuan
dilakukan dengan melihat ukuran jarak antara daerah pengamatan (Dp), yaitu + 20
km, jika isolek yang digunakan bersifat heterogen ukuran jarak tidak menjadi
masalah.
Berkaitan dengan daerah pengamatan maka lokasi
penelitian yang dipilih adalah :
·
Bahasa Luwu’-Tae’
Daerah
penelitian yaitu desa Padangkalua, kec.Lamasi, Kab.Luwu
·
Bahasa Toraja
Daerah
penelitian yaitu desa Tandung La’bo’, kec.Sanggalangi’,kab.Toraja Utara
·
Bahasa Luwu Timur-Pamona
Daerah
penelitian yaitu desa Tadulako, kec.Tomoni,kab.Luwu Timur
·
Bahasa Enrekang-Maspul
Daerah
penelitian yaitu desa Pundi Lemo, kec.Cendana, kab. Enrekang Selatan
4. Informan
Informan informan dipilih dengan kriteria :
1.
Laki-laki atau perempuan
2.
Berusia ±30 thn-60 thn
3.
Lahir dan besar di desa setempat
4.
Mobilitasnya tidak terlalu tinggi dan
rendah
5.
Dapat berbahasa daerahnya masing-masing
6.
Sehat rohani dan jasmani
7.
Dapat berbahasa Indonesia
5. Alat
penelitian
Alat penelitian ini berupa daftar pertanyaan
kebahasaan yang ditunjukkan kepada informan untuk menjaring data kebahasaan.
Daftar pertanyaan kebahasaan yang diajukan kepada informan didasarkan pada
daftar 200 kata Swadesh.
6. Prosedur
Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan prosedur dalam
penelitian dialek sebagaimana dikemukakan Fernandes (1993: 38-39) yaitu
·
Menentukan daerah pemakaian bahasa
daerah masing-masing yang akan diteliti
·
Mempersiapkan instrument yang berupa
daftar pertanyaan
·
Mengurus perijinan
·
Menyiapkan peta lokasi penelitian yang
akan dikunjungi
·
Survei awal ke lokasi sebelum kunjungan
resmi dilakukan
·
Menyiapkan peta dasar yang memuat titik
pengamatan dan desa yang didatangi
·
Pelaksanaan penelitian lapangan
·
Menata data hasil catatan dan rekaman
dalam bentuk transkripsi
·
Menganalisis data sesuai dengan tujuan
penelitian
·
Menyajikan hasil analisis data
BAB
IV
PEMBAHASAN
A.
Tabel
Instrumen Daftar Kosakata Berdasarkan
Daerah Pengamatan
DP 1 : Luwu (Tae’)
DP 2 : Toraja
DP 3
: Enrekang (Maspul)
|
KOSA KATA INSTRUMEN
PENELITIAN DIALEKTOLOGI
|
||||||||||||||||||
No.
|
Anggota Tubuh
|
Luwu-Tae’
(DP 1)
|
Toraja
(DP 2 )
|
Enrekang- Maspul
( DP 3 )
|
BL / BF / Ǿ
|
|||||||||||||
1.
|
Badan,tubuh
|
KalƐ
|
kalƐ
|
kalƐ
|
Ø
|
|||||||||||||
2
|
Kepala
|
Ulu
|
Ulu
|
Ulu
|
Ø
|
|||||||||||||
3.
|
Tengkorak
|
TƐȠkora’
|
Kararo ulu
|
TaȠkora?
|
BF
|
|||||||||||||
4.
|
Otak
|
Ota’
|
Otak
|
otaȠ
|
BF
|
|||||||||||||
5.
|
Rambut
|
Biluak
|
Bɛluak
|
biluaȠ
|
BF
|
|||||||||||||
6.
|
Muka,Wajah
|
Rupa, Lindo
|
Rupa, Lindo
|
Tap:a
|
BF
|
|||||||||||||
7.
|
Dahi
|
kidƐ
|
KidƐ
|
kidԐ
|
BF
|
|||||||||||||
8.
|
Mata
|
Mata
|
Mata
|
mata
|
Ø
|
|||||||||||||
9.
|
Biji mata, manik mata
|
Batu mata
|
Goli? mata
|
IsԐ
mata
|
BL
|
|||||||||||||
10.
|
Kening, alis mata
|
Kan:iȠ
|
Tondon mata
|
kan:iȠ
|
BF
|
|||||||||||||
11.
|
Bulu mata
|
Bulu mata
|
Bulu mata
|
Bulu mata
|
BF
|
|||||||||||||
12.
|
Air mata
|
Uai mata
|
Uai mata
|
Uai mata
|
Ø
|
|||||||||||||
13.
|
Pelipis
|
Pili?
|
Pili?
|
Pili?
|
Ø
|
|||||||||||||
14.
|
Hidung
|
Il:oȠ
|
Il:oȠ
|
puduȠ
|
BF
|
|||||||||||||
15.
|
Pipi
|
Popo
|
Popo
|
Popo
|
Ø
|
|||||||||||||
16.
|
Tulang pipi, pasu-pasu
|
Buku pidi
|
PosoȠ
|
Buku popo
|
BL
|
|||||||||||||
17.
|
Mulut
|
sadaȠ
|
SadaȠ
|
ȠaȠga
|
BF
|
|||||||||||||
18.
|
Bibir
|
Puduk
|
Puduk
|
Timu
|
BF
|
|||||||||||||
19.
|
Lidah
|
Lila
|
Lila
|
Lila
|
Ø
|
|||||||||||||
20.
|
Gigi
|
Isi
|
Isi
|
Isi
|
Ø
|
|||||||||||||
21.
|
Dagu
|
ArƐ
|
ArƐ
|
SadaȠ
|
BF
|
|||||||||||||
22.
|
Telinga
|
TaliȠa
|
TaliȠa
|
TaliȠa
|
Ø
|
|||||||||||||
23.
|
Leher
|
Kol:oȠ
|
Baroko
|
Kol:oȠ
|
BF
|
|||||||||||||
24.
|
Kerongkongan
|
Gora-gora
|
Gor:a?
|
Goro-goro
|
BF
|
|||||||||||||
25.
|
Bahu
|
PalƐmpƐȠ
|
PalƐmpƐȠ
|
PalԐp:ԐȠ
|
Ø
|
|||||||||||||
27.
|
Tangan
|
Lima
|
Lima
|
Sik:un
|
BF
|
|||||||||||||
28.
|
Tapak tangan
|
Pala? lima
|
Pala? Lima
|
Lima
|
BF
|
|||||||||||||
29.
|
Jenkal
|
Jak:a
|
DaȠkan
|
Pala? lima
|
BL
|
|||||||||||||
30.
|
Jari
|
RaȠka?
|
Rak:a?
|
Jak:an
|
BF
|
|||||||||||||
31.
|
Ibu jari
|
Indo? lima
|
Indo? Rak:a?
|
Indo lima
|
BF
|
|||||||||||||
32.
|
Jari kelingking
|
RaȠka?
lima
|
Anak rak:a?
|
AnaȠ lima
|
BL
|
|||||||||||||
33.
|
Kuku jari
|
Kanuku
|
Kanuku rak:a?
|
kanuku
|
BF
|
|||||||||||||
34.
|
Punggung, belakang
|
Boko?
|
Sok:oȠ,
boko?
|
Boko?
|
Ø
|
|||||||||||||
35.
|
Dada
|
BaraȠkaȠ
|
BaraȠkaȠ
|
Barak:aȠ
|
BF
|
|||||||||||||
36.
|
Susu, buah dada
|
Susu
|
Susu
|
Susu
|
Ø
|
|||||||||||||
37.
|
Perut
|
Tambuk
|
Kos:o?
|
Ba?tang
|
BL
|
|||||||||||||
38.
|
Kaki
|
Lat:e?
|
LƐt:Ɛ?
|
AjԐ
|
BF
|
|||||||||||||
39.
|
Paha
|
Pupu
|
Pupu
|
Ipan
|
BF
|
|||||||||||||
40.
|
Betis
|
Bi?ti?
|
Bi?ti?
|
Bi?ti
|
BF
|
|||||||||||||
41.
|
Lutut
|
Guntu?
|
Guntu?
|
Gut:u?
|
BF
|
|||||||||||||
42.
|
Tapak kaki
|
Pala’ let:Ԑ?
|
Pala? LƐt:Ɛ?
|
Pala?lima
|
BF
|
|||||||||||||
43.
|
Tumit
|
Kambut:u?
|
Kambutu?
|
Kambutu?
|
Ø
|
|||||||||||||
44.
|
Jari kaki
|
RaȠka?
Lat:Ɛ?
|
Rak:a? LƐt:Ɛ?
|
Kariki ajԐ
|
BF
|
|||||||||||||
45.
|
Bulu (badan)
|
Bulu
|
Bulu
|
Bulu kalԐ
|
BF
|
|||||||||||||
46.
|
Kulit
|
Kuli?
|
Kuli?
|
Kuli?
|
Ø
|
|||||||||||||
47.
|
Jaringan (daging)
|
Juku?
|
Duku?
|
IsԐ?
|
BF
|
|||||||||||||
48.
|
Lemak
|
Lop:o
|
Lompo
|
Lop:o
|
BF
|
|||||||||||||
49.
|
Tulang
|
buku
|
Buku
|
Buku
|
BF
|
|||||||||||||
50.
|
Darah
|
Rara
|
Rara
|
Lomba
|
BF
|
|||||||||||||
51.
|
Pantat, bokong
|
Pol:o?
|
PaloȠko?
|
Pol:o?
|
BF
|
|||||||||||||
52.
|
Dubur, pelepasan anus
|
KalonjiȠ
|
Pol:o?
|
Por:oȠ
|
BF
|
|||||||||||||
53.
|
Air kencing
|
TƐmƐ
|
TƐnƐ
|
CԐmԐ
|
BF
|
|||||||||||||
54.
|
Tahi
|
Tai
|
Tai
|
Tai
|
Ø
|
|||||||||||||
55.
|
Kemaluan laki-laki
|
Laso
|
Laso
|
Laso
|
Ø
|
|||||||||||||
56.
|
Kemaluan perempuan
|
TƐlƐk
|
TƐlƐk
|
TԐlԐk
|
Ø
|
|||||||||||||
57.
|
Bekas luka
|
BaȠkƐ
|
BaȠkƐ
|
KambaȠ
|
BF
|
|||||||||||||
58.
|
Bisul
|
BundaȠan
|
BundaȠ
|
BundaȠ
|
BF
|
|||||||||||||
59.
|
Keringat
|
RƐkan
|
Ma?pu?
|
Pusa?
|
BL
|
|||||||||||||
Hubungan Kemasyarakatan
|
||||||||||||||||||
60.
|
Orang
|
Tau
|
Tau
|
Tau
|
Ø
|
|||||||||||||
61.
|
Laki-laki
|
MuanƐ
|
TomuanƐ
|
MuanԐ
|
Ø
|
|||||||||||||
62.
|
Perempuan
|
BainƐ
|
TobainƐ
|
BainԐ
|
Ø
|
|||||||||||||
63.
|
Suami
|
MuanƐ
|
MuanƐ
|
MuanԐ
|
Ø
|
|||||||||||||
64.
|
Istri
|
BainƐ
|
BainƐ
|
BainԐ
|
Ø
|
|||||||||||||
65.
|
Bapak,ayah
|
AmbƐ?
|
AmbƐ?
|
AmbԐ?
|
Ø
|
|||||||||||||
66.
|
Ibu
|
Indo?
|
Indo?
|
Indo?
|
Ø
|
|||||||||||||
67.
|
Anak
|
Anak
|
Anak
|
AnaȠ
|
BF
|
|||||||||||||
68.
|
Anak sulung
|
Anak sulung
|
Anak pa?buȠa?
|
AnaȠ pabuȠa?
|
BL
|
|||||||||||||
69.
|
Anak bungsu
|
Anak taliku
|
Anak tampak
|
Anang cappang
|
BL
|
|||||||||||||
70.
|
Nenek perempuan
|
NƐnƐ? BainƐ
|
NƐnƐ? bainƐ
|
NԐnԐ?
|
BF
|
|||||||||||||
71.
|
Nenek laki-laki, kakek
|
NƐnƐ?
muanƐ
|
Wa?
|
NԐnԐ?
|
BF
|
|||||||||||||
72.
|
Saudara
|
RƐndƐn
|
Siulu?
|
Sas:uran
|
BL
|
|||||||||||||
73.
|
Kakak laki-laki
|
RƐndƐn
MuanƐ
|
Kaka muanƐ
|
Sas:uran muanԐ
|
BL
|
|||||||||||||
74.
|
Kakak perempuan
|
RƐndƐn
bainƐ
|
Kaka bainƐ
|
Sas:uran bainԐ
|
BL
|
|||||||||||||
75.
|
Adik laki-laki
|
Adi MuanƐ
|
Adi muan
|
Andi muanԐ
|
BF
|
|||||||||||||
76.
|
Adik perempuan
|
Adi BainƐ
|
Adi bainƐ
|
Andi bainԐ
|
BF
|
|||||||||||||
77.
|
Kawan, teman
|
Sola
|
Sola
|
Sola
|
Ø
|
|||||||||||||
KATA GANTI
|
||||||||||||||||||
78.
|
Aku, saya
|
Aku
|
Aku
|
Yaku
|
BF
|
|||||||||||||
79.
|
Engkau, kamu
|
Iko
|
Iko
|
Iko
|
Ø
|
|||||||||||||
80.
|
Dia, ia
|
Ia
|
Ia
|
Ia
|
Ø
|
|||||||||||||
81.
|
kalian
|
Komi
|
Kamu
|
Iko
|
BL
|
|||||||||||||
BINATANG
|
||||||||||||||||||
82.
|
Kerbau
|
TƐdoȠ
|
TƐdoȠ
|
TԐdoȠ
|
Ø
|
|||||||||||||
83.
|
Burung
|
Manuk-manuk
|
Manuk-manuk
|
Manuk-manuk
|
Ø
|
|||||||||||||
84.
|
Ayam
|
Manuk
|
Manuk
|
Manuk
|
Ø
|
|||||||||||||
85.
|
Sayap
|
Pani?
|
Pani?
|
PaniȠ
|
BF
|
|||||||||||||
86.
|
Telur (ayam)
|
Tal:o? manuk
|
Tal:o?
|
Tallo manuk
|
BF
|
|||||||||||||
87
|
Bulu (ayam)
|
Bulu Manuk
|
Bulu
|
Bulu manuk
|
BF
|
|||||||||||||
88
|
Kutu (kepala)
|
Kutu
|
LissƐ
|
Kutu ulu
|
BF
|
|||||||||||||
89
|
Kelelawar
|
Pa’niki
|
Paniki
|
Paniki
|
Ø
|
|||||||||||||
90
|
Ulat
|
Ul:i?
|
Ul:i?
|
Ol:i?
|
BF
|
|||||||||||||
91
|
Nyamuk
|
Kasisi?
|
Kasisi?
|
Kasissi
|
Ø
|
|||||||||||||
92
|
Lalat
|
Lali?
|
Kasisi? LauluȠ
|
Lali?
|
BF
|
|||||||||||||
93
|
Anai-anai
|
AnƐ-anƐ
|
AnƐ
|
AnԐ-anԐ
|
Ø
|
|||||||||||||
94
|
Lipan
|
Alipan
|
Sando
|
Al:ipan
|
BF
|
|||||||||||||
95
|
Kunang-kunang
|
Sili-silli
|
Sil:i-sil:i
|
LԐmbo?-lԐmbo?
|
BF
|
|||||||||||||
96
|
Laba-laba
|
Lawa-lawa
|
La:-la:
|
GaraȠgaȠ
|
BL
|
|||||||||||||
97
|
Cacing tanah
|
kalintiȠ
|
KalintiȠ
|
Kalindoro
|
BF
|
|||||||||||||
98
|
Ulat
|
Ul:i?
|
Ul:i?
|
Ol:i?
|
BF
|
|||||||||||||
99
|
Ikan
|
BƐtƐ
|
BalƐ
|
BalԐ
|
BF
|
|||||||||||||
100
|
Sisik
|
Sis:ik
|
Sis:ik
|
Sis:iȠ
|
BF
|
|||||||||||||
101
|
Ikan belut
|
lƐndoȠ
|
LƐndoȠ
|
LԐndoȠ
|
Ø
|
|||||||||||||
102
|
Katak
|
ToȠko?
|
Tok:o?
|
Tup:aȠ
|
BF
|
|||||||||||||
103
|
Kura-kura
|
Kura-kura
|
Kalapuan
|
Kalapua
|
BF
|
|||||||||||||
104
|
Buaya
|
Buaja
|
SaȠnƐnƐ?
|
Buaja
|
BF
|
|||||||||||||
105
|
Monyet
|
sƐba
|
Sɛba
|
CԐba
|
BF
|
|||||||||||||
106
|
Tikus
|
Balao
|
Balao
|
Balao
|
BF
|
|||||||||||||
107
|
Babi
|
Bai
|
Bai, bondƐ?
|
Bai
|
Ø
|
|||||||||||||
108
|
Anjing
|
Asu
|
Asu
|
Asu
|
Ø
|
|||||||||||||
TUMBUH-TUMBUHAN
|
||||||||||||||||||
109
|
Cabang
|
Tap:a?
|
TangkƐ
|
TakkԐ
|
BF
|
|||||||||||||
110
|
Kayu
|
Kaju
|
Kayu
|
Kaju
|
BF
|
|||||||||||||
111
|
Buah
|
Bua
|
Bua
|
Bua
|
Ø
|
|||||||||||||
112
|
Bunga
|
BuȠa
|
Ta?bi?
|
BuȠa
|
BF
|
|||||||||||||
113
|
Pisang
|
punti
|
Punti
|
Put:i
|
BF
|
|||||||||||||
114
|
Tempurung
|
BaȠa?
|
BaȠa?
|
KolaȠ
|
BF
|
|||||||||||||
115
|
Bambu
|
Pat:uȠ
|
Tal:aȠ?
|
Awo
|
BL
|
|||||||||||||
116
|
Tebu
|
Ta?bu
|
Ta?bu
|
Ta?bu
|
Ø
|
|||||||||||||
117
|
Kapok
|
Kau-kau/kapo?
|
Kau-kau
|
Kau-kau
|
Ø
|
|||||||||||||
118
|
Terung
|
katarruȠ
|
Katar:uȠ
|
Katar:uȠ
|
BF
|
|||||||||||||
119
|
Ubi kayu
|
Kasubi
|
Dua? Kayu
|
BittawԐ?
|
BL
|
|||||||||||||
120
|
Ubi jalar
|
Kandora
|
Dua? Tambai
|
Kandora?
|
BF
|
|||||||||||||
121
|
Rumput
|
RƐu
|
Riu
|
Robo?
|
BF
|
|||||||||||||
122
|
Pandan
|
Pandan
|
Pandan
|
Pandan
|
Ø
|
|||||||||||||
123
|
Padi
|
parƐ
|
ParƐ
|
Bo?bo
|
BF
|
|||||||||||||
124
|
Gabah
|
RƐsa?
|
RƐsa?
|
RԐsa?
|
Ø
|
|||||||||||||
125
|
Sekam (gabah)
|
awaȠ
|
Ta?pian
|
AwaȠ
|
BF
|
|||||||||||||
126
|
Beras
|
Bar:a?
|
Bar:a?
|
Bar:a?
|
Ø
|
|||||||||||||
127
|
Nasi
|
Bo?bo?
|
Ba?bo?
|
NandԐ
|
BF
|
|||||||||||||
128
|
Jagung
|
Dal:Ɛ
|
Dal:Ɛ
|
Dal:Ԑ
|
Ø
|
|||||||||||||
129
|
Matahari
|
Mata al:o
|
Mata al:o
|
Mata al:o
|
Ø
|
|||||||||||||
130
|
Bulan
|
Bulan
|
Bulan
|
Bulan
|
Ø
|
|||||||||||||
131
|
Bintang
|
BintaȠ
|
BintoƐn
|
BintoԐȠ
|
Ø
|
|||||||||||||
132
|
Langit
|
LaȠi’
|
LaȠi?
|
Langi?
|
BF
|
|||||||||||||
133
|
Guntur
|
La?tƐ
|
Guntu?
|
Guttu
|
BF
|
|||||||||||||
134
|
Kilat
|
Bil:a?
|
Kila?
|
Kila?,bil:a?
|
BF
|
|||||||||||||
135
|
Hujan
|
Uran
|
Uran
|
Bosi,uran
|
Ø
|
|||||||||||||
136
|
Laut
|
Tasik
|
Tasik
|
Tasi
|
Ø
|
|||||||||||||
137
|
Pasir
|
Kas:i?
|
Kas:i?
|
Kas:i?
|
Ø
|
|||||||||||||
138
|
Lumpur
|
So?mak
|
Los:o?
|
LomboȠ
|
BL
|
|||||||||||||
139
|
Tanah
|
Litak
|
PadaȠ
|
Tanah
|
BF
|
|||||||||||||
140
|
Garam
|
Sia
|
Sia
|
Sia
|
Ø
|
|||||||||||||
141
|
Gula
|
Gol:a
|
Gol:a
|
Gol:a
|
Ø
|
|||||||||||||
142
|
Air
|
Uai
|
Uai
|
Uai
|
Ø
|
|||||||||||||
143
|
Mata air
|
Mata uai
|
KalimbuaȠ
|
Mata uai
|
BF
|
|||||||||||||
144
|
Gunung
|
buntu
|
Buntu
|
But:u
|
BF
|
|||||||||||||
145
|
Puncak
|
Punca:
|
Lolok buntu
|
Cop:oȠ
|
BL
|
|||||||||||||
146
|
Hutan
|
Kur:a
|
PaȠ:ala?
|
Kabo
|
BL
|
|||||||||||||
147
|
Batu
|
Batu
|
Batu
|
Batu
|
Ø
|
|||||||||||||
148
|
Bayang-bayang
|
Bajo-bajo
|
Bayo-bayo
|
Ajo-ajo,bajo-bajo
|
BF
|
|||||||||||||
149
|
Rumah
|
Banua
|
Banua
|
Bola,banua
|
Ø
|
|||||||||||||
150
|
lantai
|
Sali
|
Sali
|
KalԐ bola
|
BF
|
|||||||||||||
151
|
dinding
|
rindiȠ
|
RindiȠ
|
BidԐ
|
BF
|
|||||||||||||
152
|
pintu
|
Ba?ba
|
Ba?ba
|
Sal:i?
|
BF
|
|||||||||||||
153
|
kolong
|
Sul:uk
|
Sul:uk
|
Sul:uȠ
|
BF
|
|||||||||||||
154
|
perahu
|
lƐmbaȠ
|
LƐmbaȠ
|
Lopi
|
BF
|
|||||||||||||
155
|
Periuk/belanga
|
dandaȠ
|
Kurin tana
|
Kurin
|
BF
|
|||||||||||||
156
|
Parang
|
ParaȠ
|
La?bo?
|
La?bo
|
BF
|
|||||||||||||
157
|
sisir
|
Jak:a
|
Suru?
|
Jakka
|
BF
|
|||||||||||||
158
|
Benang
|
Ban:aȠ
|
Ban:aȠ
|
Ban:aȠ
|
Ø
|
|||||||||||||
159
|
Sarung
|
Sambu?
|
Sambu?, dodo
|
Dodo
|
BF
|
|||||||||||||
160
|
celana
|
Sul:ara?
|
SƐp:a
|
Calana
|
BL
|
|||||||||||||
161
|
bantal
|
Al:onan
|
Al:onan
|
Al:onan
|
Ø
|
|||||||||||||
162
|
Tikar
|
Ampa?
|
Ampa?,AlƐ
|
Tap:ԐrԐ
|
Ø
|
|||||||||||||
163
|
obat
|
Pajampi
|
pƐdampi
|
Pijap:i
|
BF
|
|||||||||||||
164
|
jalanan
|
Lalan
|
Lalan
|
Lalan
|
Ø
|
|||||||||||||
165
|
besar
|
Batoa
|
Kapua
|
Bat:oa
|
BF
|
|||||||||||||
166
|
kecil
|
Barin:i?
|
Bit:i?
|
Bic:u?
|
BL
|
|||||||||||||
167
|
baik
|
Mabal:o
|
Mɛlo
|
Mabal:o
|
BF
|
|||||||||||||
168
|
jahat
|
KadakƐsipa?
|
Masa?ga?
|
Bat:a?
|
BL
|
|||||||||||||
169
|
basah
|
marƐrƐ
|
MarandaȠ
|
BԐndԐn
|
BL
|
|||||||||||||
170
|
kering
|
maraȠkƐ
|
MaraȠkƐ
|
MarԐk:o
|
BF
|
|||||||||||||
171
|
lebar
|
Kalua’
|
Kalua?
|
Malua
|
BF
|
|||||||||||||
172
|
Sempit
|
Sip:i?
|
Si?pi?
|
Si?pi?
|
Ø
|
|||||||||||||
173
|
Kuat
|
MawataȠ
|
MawataȠ,makawa
|
MawataȠ,malԐkԐ
|
Ø
|
|||||||||||||
174
|
Jauh
|
mambƐla
|
MambƐla
|
MambԐla
|
Ø
|
|||||||||||||
175
|
Dekat
|
Kandap:i?
|
Mandap:i?
|
Mandap:i?
|
Ø
|
|||||||||||||
176
|
Baru
|
Ba?ru
|
Ba?ru
|
Ba?ru
|
Ø
|
|||||||||||||
177
|
Lama
|
Malusa
|
Masai
|
MԐ?ta
|
BL
|
|||||||||||||
178
|
Tua
|
Matus:Ԑk
|
Matua
|
Matua
|
BF
|
|||||||||||||
179
|
kurus
|
MadoȠkoȠ /madodoȠ
|
MadodoȠ
|
Madoko
|
BF
|
|||||||||||||
180
|
gemuk
|
Malop:o,
|
Malompo
|
Malop:o
|
BF
|
|||||||||||||
181
|
Panas (air)
|
Uai las:u
|
Uai kula?
|
Uai kula?
|
BF
|
|||||||||||||
182
|
Dingin (air)
|
Uai sak:Ɛ
|
Uai sak:a?
|
Uai cak:Ԑ
|
BF
|
|||||||||||||
183
|
tumpul
|
Makundu
|
Mapumpu
|
Makundu
|
BF
|
|||||||||||||
184
|
pendek
|
Kapod:i?
|
Kondi?
|
KapondiȠ
|
BF
|
|||||||||||||
185
|
panjang
|
Kalando
|
Kalando,malambƐ
|
KalandoȠ
|
BF
|
|||||||||||||
186
|
Busuk
|
Bosi
|
Bosi
|
Bubau
|
BF
|
|||||||||||||
187
|
Masam, asam
|
Macuk:a
|
MƐs:u?
|
Macuk:a
|
BF
|
|||||||||||||
189
|
Pahit
|
Mapai?
|
Mapai?
|
Mapai?
|
Ø
|
|||||||||||||
190
|
Manis
|
Macan:iȠ
|
Matan:iȠ
|
MacaniȠ
|
BF
|
|||||||||||||
191
|
Harum, wangi
|
mawaȠi
|
BusaruȠ:u?
|
BusaraȠga
|
BF
|
|||||||||||||
192
|
Sakit
|
Masaki
|
Masaki, makula
|
Masaki,marogo?
|
Ø
|
|||||||||||||
193
|
Haus
|
LawaraȠ
|
Ma?raȠ
|
MawaraȠ
|
BF
|
|||||||||||||
194
|
lapar
|
Lawari
|
TaȠdia?
|
Lop:Ԑ
|
BL
|
|||||||||||||
195
|
Kenyang
|
DƐa?
|
Dia?
|
Bara
|
BF
|
|||||||||||||
196
|
Lain (orang lain)
|
To sƐȠa?
|
SeȠa?
|
To laԐn
|
BF
|
|||||||||||||
197
|
Semua
|
iaȠasan:a
|
Mintu?
|
Ia manan
|
BL
|
|||||||||||||
198
|
Banyak
|
Buda
|
Buda
|
Buda
|
Ø
|
|||||||||||||
199
|
berat
|
Mabanda?
|
Magasa
|
Mabanda?
|
BF
|
|||||||||||||
200
|
Keras
|
Malia?
|
Makar:a?
|
Malia?,maka?do
|
BL
|
|||||||||||||
201
|
Lurus
|
Malambu?
|
malolo
|
maluru
|
BL
|
|||||||||||||
202
|
Bulat
|
malƐpoȠ
|
malƐpoȠ
|
Malebu
|
BF
|
|||||||||||||
B. Analisis
Dialek
Untuk
dapat menentukan apakah sejumlah anasir termasuk bahasa atau dialek ataukah
subdialek perlu dilakukan penghitungan atas kemunculan aspek kebahasaan . Seguy
melontarkan gagasan dialektometri. Cara itu sampai sekarang masih dianggap
mampu malakukan pemilahan bahasa secara objektif untuk memperoleh gambaran yang
utuh mengenai situasi kebahasaan, seharusnya diadakan penelitian pada semua
tataran linguistic. Rumus yang diajukan Seguy (1971 dalam Lauder 2001 :8) yaitu
:
(sx100)
= d %
N
S = jumlah beda dengan
titik pengamatan lain
N = jumlah peta yang
diperbandingkan
D= Jarak kosa kata
dalam %
Dengan memperhitungkan
jumlah beda pemakaian kosa kata di satu daerah pengamatan lainnya yang
dikalikan 100 lalu dibagi dengan jumlah nyata banyaknya peta yang dibandingkan
diperoleh persentase jarak kosa kata diantara kedua titik pengamatan itu. Jika
penghitungan menghasilkan persentase :
Akan
tetapi dalam pelaksanaannya di Indonesia, lauder (2001:10) menyesuaikannya
dengan kondisi kebahasaan di indinesia dengan memodifikasi persentase pemilihan
bahasa tersebut menjadi:
Tidak
berbeda≤30%;
Beda
wicara31%-40%;
Beda
subdialek 41%-50%;
Beda
dialek 51%69%;
Beda
bahasa≥70%.
Berdasarkan hasil dari
table Instrumen Daftar Kosakata , dapat diperoleh data-data sebagai berikut :
BL
: S = 27
BF = 107
Ø
= 66
N = 200
Rumus yang diajukan Seguy (1971
dalam Lauder 2001 :8)
:
(sx100) = d %
N
|
27 X 100 = 13, 5 %
200
|
Dari hasil rumus Seguy
(1971 dalam Lauder 2001 : 8) diperoleh JUMLAH sebesar 13,5 %. Atau dengan kata
lain bahwa bahasa TORAJA, TA’E, DAN MASPUL
masuk dalam kategori tidak berbeda ≤ 30 % dan tidak masuk dalam kategori
beda wicara, sub dialek, dialek dan bahasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar